Sabtu, 14 Mei 2016

My Ekspedisi in TNBB (Taman Nasional Bali Barat)

I LIKE YOU...D

Oleh: Urwatul Wutsqo

Pagi yang cerah untuk memulai sebuah cerita. Ya, secerah wajahku dan juga wajah teman-temanku kala itu. Secerah ketika kami harus bangun pagi-pagi untuk berangkat ke Bali. Kita ke Bali bukanlah untuk sebuah liburan atau berfoya-foya dengan menghabiskan banyak uang dan mengunjungi tempat-tempat rekreasi yang asik seperti kebanyakan orang berfikir tentang Bali. Ekspedisi, itulah alasan kami pergi ke Bali. Kami yang terdiri dari 22 orang berekspedisi ke TNBB atau Taman Nasional Bali Barat. Saya sendiri lebih suka menyebutnya Ekspedisi dibandingkan dengan kata liburan. Karena dengan kata ekspedisi kita bisa mendapatkan lebih banyak hal dibandingkan dengan kata liburan. Pengetahuan, pengalaman yang indah, menarik dan tak terlupakan, liburan dengan bajet yang murah, teman baik yang mau berbagi di segala kondisi, cinta dan kasih sayang, yang paling penting dalam ekspedisi ini adalah bermanfaat baik untuk kita maupun untuk orang lain. Itulah alasan mengapa kata ekspedisi jauh lebih indah dibandingkan dengan kata liburan. Karena kata ekspedisi itu sendiri sudah mewakili dari semua suku kata, termasuk liburan.
Perjalanan dari Yogyakarta ke Bali cukup melelahkan, karena kita harus menghabiskan waktu dari jam 7 pagi sampai jam 8 malam di kereta. Keesokan paginya kita langsung menyeberang dari Banyuwangi ke Bali. Selanjutnya, kita langsung menuju kantor TNBB yang berada di Gilimanuk. Singkat cerita, setelah melalui perdebatan yang panjang akhirnya kita memutuskan untuk melakukan ekspedisi di dua tempat, yaitu blok hutan Tegal Bunder dan blok hutan Teluk Terima dengan kelompok penelitian yang berbeda-beda tentunya. Disini, saya sendiri bergabung dengan tim kupu-kupu atau bahasa kerennya adalah Butterfly.
“Butterfly is beautiful...” kata-kata itulah yang tepat untuk menggambarkan tentang kupu-kupu. Kita tentu sering melihat kupu-kupu. Ketika melihatnya, kita pasti tertarik dan terpana dengan warna sepasang sayapnya yang indah. Kupu-kupu selalu dikaitkan dengan keindahan, kebebasan dan keajaiban hidup. Ia mampu berubah dari sesuatu yang sangat kecil menjadi sesuatu yang luar biasa. Banyak spesies kupu-kupu yang kami temukan di dua tempat ini. Salah satunya yang membuat saya tertarik adalah Graphium doson. Kupu-kupu jenis ini termasuk dalam famili Papilionidae. Dimana famili Papilionidae memiliki ciri  seperti sayap yang indah, terbang dengan cepat, dan kebanyakan terdapat perpanjangan sayap. Graphium doson  memiliki sayap yang sangat indah, karena terdapat perpaduan berbagai warna yaitu biru, merah, hitam, dan putih pucat. Di blok hutan Tegal Bunder dan blok hutan Teluk Terima Graphium doson sangat sering ditemukan. Meskipun banyak ditemukan, akan tetapi tidak membuat saya bosan melihatnya. Dengan gayanya yang khas, spesies ini terbang dengan cepat dan tenang, membuat sayapnya yang cantik terlihat semakin cantik, dan sedap di pandang mata.
Salah satu kejadian yang takkan terlupakan adalah pada hari kedua di blok hutan Tegal Bunder. Dimana kami melewati hutan musim yang luas dan juga Evergreen. Di tempat inilah saya menemukan Graphium doson  yang cukup banyak sedang berkumpul di tanah. Sebuah pemandangan yang belum pernah saya lihat sebelumnya dan tentu saja itu sangat indah. Seperti ada sebuah warna cerah (warna yang terdapat pada Graphium doson) yang menyinari warna gelap (tanah). Karena biasanya saya hanya melihat spesies ini terbang sendiri atau hinggap di tanah dengan tidak berkelompok. Langsung saja saya takkan menyia-nyiakan pemandangan ini. Sayapun mengambil kamera kemudian langsung memfotonya dengan banyak gaya. Setelah selesai memfoto sayapun menanyakan  kepada salah satu rekan kami mas Dis Setia yang juga ikut bergabung dalam tim kupu-kupu tentang apa yang sedang dilakukan spesies tersebut di tanah. Setelah bertanya, akhirnya sayapun tahu kenapa Graphium doson  tadi berkumpul di tanah. Ternyata, spesies ini sedang melakukan Mudpulping atau menghisap garam yang berada di dalam tanah.
Sumber makanan kupu-kupu pada umumnya berupa nektar atau pollen dari bunga karena pada nektar dan pollen terdapat gula, natrium, dan mineral lainnya yang berguna untuk proses reproduksi. Tapi, pada beberapa spesies tertentu terkadang memakan getah pohon, buah yang membusuk, ataupun kotoran untuk mendapatkan garam dan nutrisi lebih. Satu kalimat dengan empat suku kata untuk pemandangan ini “I Like You.....Doson.” Sebuah pengetahuan dan pengalaman yang takkan terlupakan. Dimana dengan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan tersebut membuatku semakin tertarik untuk lebih dan lebih lagi dalam menggali pengetahuan tentang kupu-kupu. Bukan hanya di lihat akan keindahannya saja, akan tetapi juga di pelajari, termasuk tingkah laku setiap spesies kupu-kupu.





 Graphium doson



 
 Salah satu spot di blok hutan Tegal Bunder Taman Nasional Bali Barat : Hutan Musim Evergreen


Dokumentasi Pribadi
Foto By: Urwatul Wutsqo




Tidak ada komentar:

Posting Komentar