“I LIKE
YOU...D”
Oleh:
Urwatul Wutsqo
Pagi yang cerah untuk memulai sebuah cerita. Ya,
secerah wajahku dan juga wajah teman-temanku kala itu. Secerah ketika kami
harus bangun pagi-pagi untuk berangkat ke Bali. Kita ke Bali bukanlah untuk
sebuah liburan atau berfoya-foya dengan menghabiskan banyak uang dan
mengunjungi tempat-tempat rekreasi yang asik seperti kebanyakan orang berfikir
tentang Bali. Ekspedisi, itulah alasan kami pergi ke Bali. Kami yang terdiri
dari 22 orang berekspedisi ke TNBB atau Taman Nasional Bali Barat. Saya sendiri
lebih suka menyebutnya Ekspedisi dibandingkan dengan kata liburan. Karena
dengan kata ekspedisi kita bisa mendapatkan lebih banyak hal dibandingkan
dengan kata liburan. Pengetahuan, pengalaman yang indah, menarik dan tak
terlupakan, liburan dengan bajet yang murah, teman baik yang mau berbagi di
segala kondisi, cinta dan kasih sayang, yang paling penting dalam ekspedisi ini
adalah bermanfaat baik untuk kita maupun untuk orang lain. Itulah alasan
mengapa kata ekspedisi jauh lebih indah dibandingkan dengan kata liburan.
Karena kata ekspedisi itu sendiri sudah mewakili dari semua suku kata, termasuk
liburan.
Perjalanan dari Yogyakarta ke Bali cukup melelahkan,
karena kita harus menghabiskan waktu dari jam 7 pagi sampai jam 8 malam di
kereta. Keesokan paginya kita langsung menyeberang dari Banyuwangi ke Bali. Selanjutnya,
kita langsung menuju kantor TNBB yang berada di Gilimanuk. Singkat cerita,
setelah melalui perdebatan yang panjang akhirnya kita memutuskan untuk
melakukan ekspedisi di dua tempat, yaitu blok hutan Tegal Bunder dan blok hutan
Teluk Terima dengan kelompok penelitian yang berbeda-beda tentunya. Disini,
saya sendiri bergabung dengan tim kupu-kupu atau bahasa kerennya adalah Butterfly.
“Butterfly
is beautiful...” kata-kata itulah
yang tepat untuk menggambarkan tentang kupu-kupu. Kita tentu sering melihat
kupu-kupu. Ketika melihatnya, kita pasti tertarik dan terpana dengan warna
sepasang sayapnya yang indah. Kupu-kupu selalu dikaitkan dengan keindahan,
kebebasan dan keajaiban hidup. Ia mampu berubah dari sesuatu yang sangat kecil
menjadi sesuatu yang luar biasa. Banyak spesies kupu-kupu yang kami temukan di
dua tempat ini. Salah satunya yang membuat saya tertarik adalah Graphium doson. Kupu-kupu jenis ini
termasuk dalam famili Papilionidae. Dimana famili Papilionidae memiliki
ciri seperti sayap yang indah, terbang
dengan cepat, dan kebanyakan terdapat perpanjangan sayap. Graphium doson memiliki
sayap yang sangat indah, karena terdapat perpaduan berbagai warna yaitu biru,
merah, hitam, dan putih pucat. Di blok hutan Tegal Bunder dan blok hutan Teluk
Terima Graphium doson sangat sering
ditemukan. Meskipun banyak ditemukan, akan tetapi tidak membuat saya bosan
melihatnya. Dengan gayanya yang khas, spesies ini terbang dengan cepat dan
tenang, membuat sayapnya yang cantik terlihat semakin cantik, dan sedap di
pandang mata.
Salah satu kejadian yang takkan terlupakan adalah
pada hari kedua di blok hutan Tegal Bunder. Dimana kami melewati hutan musim
yang luas dan juga Evergreen. Di
tempat inilah saya menemukan Graphium
doson yang cukup banyak sedang
berkumpul di tanah. Sebuah pemandangan yang belum pernah saya lihat sebelumnya
dan tentu saja itu sangat indah. Seperti ada sebuah warna cerah (warna yang
terdapat pada Graphium doson) yang menyinari
warna gelap (tanah). Karena biasanya saya hanya melihat spesies ini terbang
sendiri atau hinggap di tanah dengan tidak berkelompok. Langsung saja saya
takkan menyia-nyiakan pemandangan ini. Sayapun mengambil kamera kemudian
langsung memfotonya dengan banyak gaya. Setelah selesai memfoto sayapun
menanyakan kepada salah satu rekan kami mas
Dis Setia yang juga ikut bergabung dalam tim kupu-kupu tentang apa yang sedang
dilakukan spesies tersebut di tanah. Setelah bertanya, akhirnya sayapun tahu
kenapa Graphium doson tadi berkumpul di tanah. Ternyata, spesies ini
sedang melakukan Mudpulping atau
menghisap garam yang berada di dalam tanah.
Sumber makanan kupu-kupu pada umumnya berupa nektar
atau pollen dari bunga karena pada nektar dan pollen terdapat gula, natrium,
dan mineral lainnya yang berguna untuk proses reproduksi. Tapi, pada beberapa
spesies tertentu terkadang memakan getah pohon, buah yang membusuk, ataupun
kotoran untuk mendapatkan garam dan nutrisi lebih. Satu kalimat dengan empat
suku kata untuk pemandangan ini “I Like
You.....Doson.” Sebuah pengetahuan dan pengalaman yang takkan terlupakan.
Dimana dengan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan tersebut membuatku semakin
tertarik untuk lebih dan lebih lagi dalam menggali pengetahuan tentang
kupu-kupu. Bukan hanya di lihat akan keindahannya saja, akan tetapi juga di
pelajari, termasuk tingkah laku setiap spesies kupu-kupu.
Graphium doson
Salah satu spot di blok hutan Tegal Bunder Taman Nasional Bali Barat : Hutan Musim Evergreen
Dokumentasi Pribadi
Foto By: Urwatul Wutsqo